Sama seperti gerimis
bagiku terlihat seperti langit yang menangis
Hati ini mendung, teriris
kala kegelisahan ini kucoba tepis
Langit yang muram, abu-abu
menyangsikan hatiku, hatiku yag sendu
Adakah kau rasa sejuta rindu,
seperti punyaku yang setiap hari merasuk kalbu?
Pohon-pohon tiada berdaun
Mencoba bertahan lewati dinginnya tahun
Rasaku laksana ranting-ranting itu
banyak namun beragam juga mudah rapuh
Setiap kali kuingat kamu..
Mencoba bertahan ditengah raguku
Ingin kutahu sebesit warna hatimu
Apa warnanya juga abu-abu,
layaknya hatiku yang sepenuh hati mendambamu?
Ah, apa daya yang kupunya?
Hanya bisa kubertanya,
pada mentari yang sembunyi entah di mana
Biarkan aku mendamba jiwamu yang indah
Karena jujur hanya itu saja
yang membuat hari mendung terasa cerah
I dedicate this poem to my beloved roomie, Arianne. I know it hurts, though I might not fully understand how it hurts. But it hurts me too when I see you crying. I pray that God will touch your heart, ease your pain. Hope you'll feel better..
xoxoxo
angel
4 comments:
Didepanku ada org jiJay
terlihat seperti baJay
ternyata si moJay
hahahahaha pinter juga gw bikin poem...hmmp! actually ada lanjutannya tapi gw ngmg ama lu langsung dhe, ga enak gw tulis disini wkakakaka
asem lo!! udah pinter ngomong yah skrg..haha (kok gua jd ikut2an elo sih)
gaya lo.. pake2 ga enak ga enak segala
nice poem......... dion.
puaaaas lo skrg yon?
ko bud, gitu ye skrg.. heuheuhe
Post a Comment