Thursday, October 30, 2008

Belajar dari ikan sapu-sapu

Sudah satu minggu ini ikan sapu-sapuku 'passed-away' . Sejak saat
dia meninggalkan akuariumku, baru tiga hari saja tidak dibersihkan,
lumut pasti akan bermunculan di akuarium kesayanganku.

Aku tidak ada waktu untuk membersihkan lumut-lumut itu dan juga
tidak ada waktu untuk membeli ikan sapu-sapu yang baru. Suatu hari
kudapati lumut sudah memenuhi kaca bagian dalam akuariumku. Aku
berpikir, ini tidak bisa dibiarkan. Keindahan ikan-ikan kokiku akan
tersembunyi jika lumut-lumut itu kurelakan tumbuh dengan sehatnya
menemani mereka. Ikan sapu-sapu bisa menjadi solusi untuk membantuku
membersihkan lumut-lumut itu. Sebab sapu-sapu adalah ikan yang
makanan utamanya lumut dalam akuarium atau kolam ikan.

Pada sela-sela sempitnya waktuku, sepulang kerja kuluangkan waktu
untuk mampir ke toko ikan dekat rumahku. Aku berkeliling mencari
ikan hitam yang tidak menarik dan berkulit kasar itu. Akhirnya,
kutemukan satu ikan sapu-sapu yang tidak begitu suram kulitnya,
walaupun tetap tidak indah dipandang mata dan tetap saja kulitnya
akan kasar.

"Berapa Pak, harganya?" tanyaku pada si penjual ikan itu.
"Tujuh ratus lima puluh rupiah, Mbak," jawab si penjual itu.

Segera kusodorkan uang dan setelah itu langsung kutapakkan kakiku
menuju rumah. Ikan sapu-sapu itu lalu aku cemplungkan ke dalam
akuarium. Dengan sigap dan bagai habis lepas dari kurungan, ikan itu
langsung meliuk-liuk. Dan ... betapa senangnya dia menemukan sebuah
sisi kaca yang penuh dengan lumut. Ikan itu langsung menempel di kaca
penuh lumut tersebut. Tidak peduli dengan ikan-ikan kokiku yang seakan
sedang mengerumuni ikan sapu-sapu itu untuk berkenalan.

Lagi-lagi karena tidak ada waktu, ikan itu memang hanya
kucemplungkan dulu tanpa kubersihkan akuariumnya. Pikirku weekend
nanti pasti aku ada waktu.

Keesokan harinya, saat akan berangkat ke kantor, kusempatkan menyapa
ikan-ikan kokiku. Wow, pagi ini mereka tampak begitu indah .... Tapi
bukankah memang ikan kokiku itu warnanya indah? Ehhh ..., tapi kok
lain ya? Warnanya bukan saja indah, tapi begitu bersinar. Terus
kuamati ikan-ikan kokiku dengan sirip mereka yang panjang bagaikan
kain sutera yang berkibar-kibar seolah ditiup angin. Terus
kuperhatikan mereka karena terlalu indah bagiku untuk kutinggalkan.

Saat pandanganku tertuju di pojok akuariumku, ada seekor ikan hitam
yang tidak bersinar sama sekali. Dia seolah sedang menepi dalam
dunianya sendiri dan takut untuk bergabung dengan koki-koki indah
itu.

Aku tersadar .... Ya, ikan-ikan kokiku terlihat begitu indah dan
bersinar bukan karena ikan-ikan itu yang berubah, tetapi keadaan di
sekitar merekalah yang berubah. Lumut-lumut yang membuat kaca
akuariumku buram sudah lenyap! Ya, lenyap! Kaca akuariumku kembali
bening sehingga ikan-ikan indahku terlihat semakin indah. Ikan yang
tidak menarik yang kubeli kemarin dengan harga murah itu telah
melahap habis lumur-lumut itu. Memang untuk itulah ikan itu kubeli,
tetapi aku tidak tahu akan mendapat ketakjuban yang luar biasa
seperti ini.

Kupandangi kembali ikan hitam yang sedang menyendiri itu. Dia yang
tidak menarik itu telah membuat sesuatu yang indah untukku pagi ini.

Ikan sapu-sapu sangatlah tidak menarik. Dia tidak punya kelebihan
fisik yang dapat dibanggakan. Harganya pun sangat murah. Tetapi
Tuhan memberikan kelebihan luar biasa pada dia. Dia dapat
membersihkan permukaan kaca yang begitu kotor menjadi bening
kembali. Itulah yang membuat ikan sapu-sapu begitu dicari-cari oleh
siapa saja yang ingin akuarium atau kolam ikannya terbebas dari
lumut.

Aku ingat diriku. Begitu banyak protesku pada Tuhan karena merasa
aku tidak memiliki kelebihan dari segala sisi. Tuhan memakai ikan
kecil itu untuk menyadarkan aku, "Kuciptakan dirimu bukan untuk hal
yang tidak berguna. Kau ada di dunia ini karena kau berarti bagi-Ku,
untuk melakukan hal-hal besar bagi-Ku!"

Aku masih terpaku di depan akuariumku. Aku masih menatap ikan kecil
yang tidak menarik itu. Aku seperti menatap diriku. Hari ini Tuhan
memberikan aku pelajaran indah dari seekor ikan. Hari ini, Tuhan
tidak ingin aku semakin tenggelam dalam pencarian arti hidupku di
dunia ini.

Aku berarti bagi-Nya, aku berharga bagi-Nya. Dalam pandangan mata,
aku memang tidak semenarik mereka yang ada di sekelilingku, tetapi
ada hal istimewa yang Tuhan berikan padaku, dan aku yakin itu akan
jadi berkat bagi banyak orang karena Tuhan yang menganugerahkannya.

Aku beranjak dari depan akuariumku. Jam di tanganku sudah
menunjukkan waktu untuk segera berangkat ke kantor. Semangatku
menapaki hari-hari ke depan kembali menyala. Kuucapkan syukur untuk
semua pelajaran indah ini. Terima kasih Tuhan! Terima kasih ikan
sapu-sapuku!

Selamat belajar dari ikan sapu-sapu ini... dan semoga kita
mendapatkan 'lentera jiwa' kita spt yg dinyanyikan Nugie ...


by: Zammia M. Arial

No comments: